DUNIA
HANYA CANDA GURAU BELAKA
Bosan nulis tentang
hukum, dapat ide menulis dari kejadian dari apa yang saya dengar ceramah sebelum
shalat taraweh malam ini membuat saya berpikir dan terus berpikir setelah
pulang, beliau membahas surat Al-Ankabut ayat 64 : "Dan tiadalah kehidupan
dunia ini melainkan sanda gurau dan main-main. Dan sesungguhnya akhirat itulah
yang sebenarnya kehidupan, kalau mereka mengetahui."
Setelah dipikir dan
direnungi sendiri memang benar adanya bisa kita lihat kesibukan yang terjadi
dalam seluruh pesta permainan olah raga yang sedang seru-serunya yaitu Euro
France 2016 dan tentunya dengan berbagai kebanggaan dan kegembiraan
masing-masing tim yang disambut kedatangannya di negara masing-masing,
merekapun telah ancang-ancang (melakukan berbagai persiapan yang jauh lebih
terencana, lebih matang dengan harapan dapat memperbaiki dan memperoleh
prestasi yang lebih baik, agar lebih gembira lagi!) untuk memenuhi jadwal
hari-hari berikutnya dengan berbagai kesibukan seperti itu. Belum lagi
permainan kesenian dan hiburan, baik yang diperlombakan maupun yang
dipertontonkan (melalui festival-festival, peragaan busana, pemilihan ratu
sejagad, dsb) melalui berbagai media, media cetak, elektronik maupun langsung.
Yang kesemuanya itu tidak lain hanyalah memenuhi selera hawa nafsu kita belaka.
Setelah dilihat kembali
didalam al-quran masih ada lagi kebenaran yang saya sendiri melakukannya QS.
Jum’ah 11 “Dan apabila mereka melihat perniagaan atau permainan, mereka bubar
untuk mendatanginya dan meninggalkan engkau (Muhammad) (masih) berdiri
(menyampaikan khutbah Jum’at).” Astagfirullah… mungkin ini
maksudnya lupa ibadah, ibadah dipercepat agar cepat-cepat bisa nonton EURO 2016
ataupun nonton TV yang film-film box officenya seru dan mantap-mantap, masih
banyak lagi hiburan dan permainan yang membuat kita lupa..
Lupa saya siapa nama
ustad yang ceramahnya tetapi sangan memukul telak pemikiran saya selama ini
dengan mengambil sabda Rasulullah beliau menjelaskan bahwa “orang
yang cerdas adalah, orang yang banyak mengingat kematian dan mempersiapkan diri
untuk menghadapi kematian” selama ini kita hanya mengetahui ukuran
kecerdasan adalah sudah berapa gelar yang kita dapat, sudah berapa prestasi dan
piala yang kita kumpulkan tanpa pernah mempersiapkan bekal untuk akhirat..beliau
juga menyampaikan pertanyaan dan pertanyaan yang sangat dipastikan benar bahwa
tidak ada kesenangan dan kenikmatan yang kita peroleh yang tidak di ikuti
dengan kesusahan atau rasa khawatir misalnya mendapatkan Mobil baru yang
menimbulkan rasa senang dan bangga bagi kita namun waktu senang dan bangga
tidaklah lama karena Satu atau dua minggu kemudian akan di ikuti dengan
kesusahan dan khawatir yaitu bagaimana bayar pajaknya ? bagaimana perawatannya
? bagaimana bayar kreditnya ? belum lagi lecet-lecet karena tersenggol mainan
anak-anak dan masih banyak lagi kesusahan yang akan menyusul..
Simple dan sederhana
cara mengatasi kehidupan di dunia kalau hanya ditulis dan di ucapkan tetapi
sulit mungkin bagi kita untuk serius menjalaninya dan tulisan ini mungkin
sedikit tambahan dari mendengar ceramah tadi dan dari berbagai sumber dari
kesimpulan tulisan ini :
1. Allah
SWT pasti akan menurunkan ujian kepada setiap orang, oleh karena itu selama ia
hidup di dunia hendaknya ia selalu bersiap menghadapi ujian-ujian Allah baik
atau buruk.
2. Allah
Mengatakan dalam surat Al Fajr di atas dan banyak ayat-ayat lain baik dalam Al
Qur’an maupun bimbingan Hadits Nabi SAW bahwa keadaan ”baik” maupun ”buruk”
yang diberikan kepada manusia adalah
sama-sama ujian. Nikmat maupun musibah adalah sama-sama alat uji keimanan
bagi manusia yang mengaku beriman. Dalam mensikapi kedua jenis ujian tersebut
manusia hendaknya selalu memasang sikap imbang, yang pada dasarnya kembali
kepada acuan sikap untuk bersyukur dan bersabar. Bersyukur ketika merasakan
nikmat dan bersabar ketika merasa sempit atau susah.
3. Sikap
imbang atau netral di atas dapat terbentuk ketika kita sudah terlebih dahulu
memahami bahwa kehidupan dunia hanyalah tipuan-tipuan fatamorgana belaka, dan akhiratlah
kehidupan yang sesungguhnya.
semoga selalu menjadi
renungan bagi kita semua terutama penulis yang bisanya cuman menulis tetapi
terasa sulit juga didalam praktek kehidupannya, namun mari berusaha untuk
menghadapi dunia ini dengan melakukan apa yang menjadi ridho Allah. Swt.amiiin
Tidak ada komentar:
Posting Komentar